Header Ads

ad728
  • Sekilas Berita

    Kuikhlaskan untuk Masa Depanmu

    Malam semakin larut, entah bagaimana kabarmu malam ini? Perjalananmu menimbah ilmu agama hari ini, sungguh sangat terasa bahwa di Bola Kudara kita, telah kehilangan sosokmu.

    Saya masih ingat kemarin malam, engkau datang menemuiku hanya sekedar pinjam tablet. Namun, saya tahu dirimu kecewa karena tidak saya pinjamkan. Beberapa saat kemudian, engkau kembali datang minta ditemani ke kamar kecil.

    Saya pun masih ingat tadi pagi. Engkau memelukku sambil mengeluarkan air mata pertanda bahwa dirimu akan berpisah sementara dengan kami. Namun, disaat engkau belum melampiaskan segala rasamu itu, tiba-tiba engkau dipanggil ummimu sehingga melepaskan pelukanmu dan melap air mata sambil berjalan memenuhi panggilan ummimu.

    Sayapun masih ingat disaat saya sementara berbicara dengan Kepala Sekolah saya, engkau datang sambil berbisik, "Etta...., antarka ke Pesantren". Saya sempat berbisik menolak namun raut muka kecewamu kembali terlihat hingga akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan Kepala Sekolah.

    Sepanjang perjalanan dari Sekolah, engkau terus berada dalam dekapanku seakan engkau tidak mau terpisah denganku. Begitupun disaat saya harus pamit darimu di Pondokmu.

    Malam inipun di Bola Kudara kita hanya air mata yang menyelimuti kami bertiga. Daffa, adikmu menangis karena tidak ada lagi dirimu yang menemaninya bermain. Ummimu terus menangis mengenang bantuanmu kepada dirinya. 

    Sejujurnya, sayapun menangis sejak saya meninggalkanmu tadi siang di pondokmu. Namun, itu tidak boleh saya nampakkan ke orang lain. Di Bola Kudara saya tumpahkan semua, meski saya harus mencoba tegar di hadapan Ummi dan Adikmu.

    Nak Kaltsum, bagaimana kabarmu malam ini? Ini adalah malam pertamamu dirimu terpisah dengan kami tanpa keluarga dekatmu. Kuikhlaskan engkau disana demi masa depanmu. Jaga dirimu baik-baik nak.

    Kuakan selalu ada untukmu, untuk Daffa, dan untuk Ummimu

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728