Header Ads

ad728
  • Sekilas Berita

    Mei, Bulan Pendidikan: Menyulam Harapan, Menyemai Perubahan

    Mei selalu istimewa. Ia datang membawa semangat juang, dedikasi, dan cahaya harapan dari ruang-ruang kelas hingga panggung peradaban. Alhamdulillah, di bulan yang penuh makna ini, langkah-langkah kecil terus bertumbuh menjadi jejak-jejak perubahan.

    Dari Tanah Wajo, dua buku hasil kolaborasi dengan Forum Komunikasi Guru Penggerak Kabupaten Wajo telah terbit sebagai persembahan cinta untuk pendidikan:

    📚 Tulisan saya “MANTRA: Taman Literasi sebagai Inovasi Budaya Baca Tulis di Sekolah” dimuat dalam buku "Jejak-jejak Cahaya dari Tanah Wajo", dan

    📚 Tulisan saya “USB: Mengubah Ujian Menjadi Ruang Tumbuh” dimuat dalam buku "Menyemai Harapan, Menerangi Jalan Pendidikan di Bumi Lamaddukkelleng".

    Keduanya lahir dari kolaborasi dan semangat untuk saling menguatkan, serta dari keyakinan bahwa pendidikan adalah jalan panjang menuju Indonesia yang lebih terang.


    Kabar Hari Ini

    Pagi ini, satu langkah baru kembali diayunkan.

    📖 Pengajuan buku solo saya berjudul "Cemara Berdaulat" telah resmi dikirimkan ke penerbit.

    Buku ini lahir dari kontemplasi panjang dan kerinduan akan pendidikan yang berpihak, membebaskan, serta membentuk manusia berdaulat di tengah tantangan zaman.

    Tak berselang lama, kabar baik berdatangan silih berganti. Tiga buku hasil kolaborasi dengan Bestari Literasi Indonesia juga siap diterbitkan:

    📘 Opini saya “Kesejahteraan Guru: Pilar Kualitas Pendidikan yang Terlupakan” dimuat dalam buku "Indonesia Emas!?",

    📘 Cerpen saya “Satu Kursi di Barisan Belakang” dimuat dalam buku "Satu Tujuan Beragam Rintangan", dan

    📘 Puisi saya “Untuk Negeri, Tanpa Pamrih” dimuat dalam buku "Mengabdi untuk Negeri".

    Tiga karya ini menjadi saksi bahwa langkah menuju cita-cita besar selalu lebih kuat ketika ditempuh bersama, dalam peluh kolaborasi dan semangat yang tak pernah padam.


    Kabar dari Banten

    Siang harinya, kabar menggembirakan datang dari YPSIM Banten. Satu buku kolaborasi sedang dalam tahap akhir penerbitan, dan artikel saya “Peran Literasi dalam Pendidikan di Era Digital” dinyatakan lolos kurasi. Saya mengusulkan judul buku tersebut:

    📕 "Nalar, Nurani, dan Narasi Zaman: Kumpulan Gagasan untuk Indonesia Maju".

    Karena bangsa ini membutuhkan lebih dari sekadar kebijakan. Ia butuh suara nurani, daya pikir yang merdeka, dan narasi yang mampu memandu langkah menuju masa depan yang beradab.


    Dan Menjelang Senja...

    Sore harinya, satu lagi kabar bahagia datang melalui WhatsApp.

    📗 E-book hasil kolaborasi bersama Kampus Pemimpin Merdeka siap terbit dengan judul: "Dari Kelas ke Ekosistem: 15 Jejak Pemimpin Menghidupkan Sekolah".

    Tulisan saya berjudul “Menuju Pendidikan Inklusif: Kisah Sukses Ujian Sekolah Berdiferensiasi (USB)”, yang pernah saya bagikan dalam Festival Kurikulum Merdeka tahun lalu dinilai layak dan menjadi bagian dari e-book tersebut.

    E-book ini memuat kisah-kisah nyata dari para pemimpin pembelajaran. Mereka yang tak sekadar mengajar, tapi menghidupkan. Menjadikan sekolah sebagai rumah pertumbuhan, ladang perubahan, dan taman harapan.


    Menutup Hari, Membuka Kesempatan Baru

    Malam hari, saya kembali menerima kabar yang menggembirakan sekaligus penuh tanggung jawab. Saya mendapat ajakan kerja sama dari Bapak Dr. Yassir M. Nur, M.Pd., pendiri Bimbingan Belajar Assalam Course, untuk bergabung dalam Program Bimbingan Belajar yang dirintisnya sebagai Koordinator Kelas Offline.

    Ini adalah bentuk lain dari kolaborasi yang berorientasi kemanusiaan. Sebuah upaya untuk saling meneguhkan dan menghadirkan ruang belajar yang inklusif, suportif, dan berkualitas.


    Penutup: Ini Bukan Tentang Saya

    Semua ini bukan tentang saya. Ini tentang kita. Tentang bagaimana kolaborasi bisa menjadi cahaya dalam lorong panjang pendidikan. Tentang bagaimana gagasan bisa menjelma gerakan. Dan tentang bagaimana setiap kata yang ditulis adalah doa untuk masa depan yang lebih bermartabat.

    Mei adalah bulan pendidikan. Namun lebih dari itu, Mei adalah pengingat bahwa selama semangat belajar dan berkarya tetap menyala, tak ada batas untuk harapan.



    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728