Header Ads

ad728
  • Sekilas Berita

    Langkahku Masih Terus Berjalan

    Dalam hidup saya sebagai seorang pendidik, saya belajar bahwa tidak semua perjuangan harus diakhiri dengan jabatan, penghargaan, atau sorotan. Ada hal-hal yang jauh lebih bernilai daripada itu, yakni kejujuran dalam niat, ketulusan dalam berjuang, dan kesabaran yang terus hidup meski berkali-kali diuji. Inilah kisah saya, bukan hanya tentang keinginan menjadi kepala sekolah, tetapi tentang menjadi cahaya kecil yang tak padam di tengah kabut sistem dan sunyi keadilan.

    10 September 2021, saya melangkah dengan harapan besar. Hari itu saya mengikuti tes substansi untuk Diklat Calon Kepala Sekolah. Disebut-sebut sebagai pelaksanaan diklat Cakep terakhir. Dari 496 pendaftar, hanya 484 yang akhirnya ikut tes, dan 80 yang akan lanjut ke tahap wawancara. Namun tak satu pun dari daerah saya, termasuk saya, dinyatakan lolos. Belakangan saya mengetahui bahwa ternyata daerah saya memang tak mendapat kuota sama sekali. Bukan karena tak mampu, tapi karena kesempatan itu memang tidak tersedia sejak awal.

    Namun saya tidak berhenti.

    9 s.d. 10 April 2022, ujian datang di bulan suci. Undangan mengikuti Asesmen Calon Kepala Sekolah saya terima secara tiba-tiba, malam hari usai Shalat Tarawih. Setelah Sahur saya berangkat menempuh perjalanan 6 jam ke lokasi ujian. Dengan semangat yang lebih besar dari rasa lelah, hari itu saya menjawab 100 soal dalam waktu terbatas, menulis makalah tanpa referensi dalam 60 menit, mengikuti psikotest dalam tiga sesi, menunggu lima jam hanya untuk satu menit wawancara, dan berpindah-pindah tempat dari SMKN 10 Makassar, ke UPT BKD Sulsel, lalu ke SMKN 2 Makassar.

    Sayangnya, hasilnya lagi-lagi nihil. Bahkan, beberapa yang akhirnya dilantik justru tidak mengikuti asesmen seperti yang saya jalani. Rasanya getir, tetapi saya tahu, saya tak boleh menyerah.

    19 s.d. 20 September 2022, saya kembali melangkah ke Hotel Grand Imawan Makassar untuk mengikuti seleksi substansi persiapan pelaksanaan diklat. Kali ini kabarnya peserta akan diprioritaskan menjadi kepala sekolah atau pengawas. Alhamdulillah, saya lulus. Saya mengikuti kegiatan full luring dari 30 September s.d. 13 Oktober 2022. Harapan tumbuh kembali. Tapi ternyata, kenyataan berkata lain. Hanya sebagian kecil alumni diklat mendapat ruang sebagaimana yang dijanjikan. Janji itu menguap bersama waktu.

    Tapi saya terus melangkah.

    24 Agustus 2023, saya mengikuti seleksi wawancara Calon Pengawas Sekolah. Setelah sebelumnya dinyatakan lulus administrasi. Namun hingga sekarang, tak pernah ada pengumuman hasil.

    10 September 2024, saya mendapat undangan bersama 912 guru terpilih lainnya untuk ikut seleksi Bakal Calon Kepala Sekolah lewat Platform Merdeka Mengajar (PMM). Semua berkas administrasi telah diupload. Namun. hasilnya pun belum juga diumumkan hingga sekarang. 

    Pada waktu yang hampir bersamaan, tepatnya pada tanggal 26 September 2024, saya juga menerima undangan seleksi Calon Pengawas Sekolah melalui E-mail, namun karena kesibukan, saya tidak sempat mengurus berkas. Ada pilihan sulit yang harus saya ambil, dan waktu tidak memberi kesempatan untuk kembali.

    13 Juni 2025, saya kembali melihat cahaya harapan. Setelah menerima telepon dari Kepala Sekolah dan menganjurkan saya mendaftar, sayapun mendaftar melalui Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), mengunggah semua berkas dengan harapan kuat. Tapi prosesnya dihentikan tiba-tiba, hanya ada pesan WA yang mengabarkan bahwa dihentikan karena penyesuaian jadwal.

    17 Juni 2025, pendaftaran dibuka kembali. Saya mengulang semua proses pendaftaran. Dan hari ini, 2 Juli 2025, seharusnya menjadi hari pengumuman. Tapi hingga pukul 17.30 WITA, belum juga ada kabar. Waktu seolah ingin menguji, apakah saya masih percaya, atau mulai lelah untuk berharap?

    Semua yang saya ceritakan ini belum termasuk perjalanan panjang saya sebagai peserta Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1, dari 13 Oktober 2020 s.d. 28 Agustus 2021. Sebuah proses yang menanamkan nilai-nilai luhur, membentuk cara berpikir, dan menumbuhkan karakter kepemimpinan. Namun kini, peluang itu semakin mengabur setelah terbitnya Permendikdasmen Nomor 7 Tahun 2025 yang mencabut dua regulasi sebelumnya yaitu Permendikbudristek 40 Tahun 2021 dan sebagian Permendikbudristek 26 tahun 2022. Kebijakan baru itu mengubah banyak hal, termasuk penghapusan kewajiban sertifikat Guru Penggerak serta penyesuaian kriteria pangkat PNS dan pengalaman kerja untuk P3K. Jalan yang dulu saya tempuh dengan penuh keyakinan, kini seolah tak lagi menjadi syarat utama.

    Saya tahu, kisah ini bukan tentang kegagalan. Ini adalah cerita tentang keberanian untuk terus melangkah, bahkan ketika arah tampak kabur. Ini bukan soal jabatan yang tak kunjung datang, tapi tentang bagaimana saya menjaga komitmen dan integritas. Ini bukan soal hasil yang belum diumumkan, tapi tentang proses yang menempa jiwa dan memperkuat tekad.

    Saya percaya, bahwa yang abadi bukanlah pelantikan atau pengangkatan, melainkan niat yang murni, langkah yang jujur, dan usaha yang konsisten. Saya yakin, dalam diam saya, Allah mencatat segalanya. Dalam sunyi saya, sejarah pribadi sedang saya tulis. Dan kelak, pada waktu yang terbaik menurut-Nya, semua yang saya perjuangkan akan menemukan tempatnya.

    Selama saya belum berhenti, berarti saya masih melangkah. Dan selama itu pula, saya masih dalam perjalanan menjemput takdir saya.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728