Header Ads

ad728
  • Sekilas Berita

    Alhamdulillah Negatif

    Setelah merampungkan semua bahan persiapan tatap muka pembelajaran di masa pandemi covid-19 yang saya kerja mulai pagi hingga malam, saya kemudian mencoba mengistirahatkan jiwa dan raga. Memang sedikit diuntungkan, karena ruang kerja saya saat ini adalah kamar isolasi mandiri dan tempat kerja saya bukanlah meja kantor melainkan kasur empuk yang bisa membuat saya mengubah posisi hingga mendapatkan posisi ternyaman dalam bekerja.

    Di Ruang inilah saya memberi instruksi kepada pegawai yang ada di Sekolah. Di ruang ini pula saya menerima tamu, meski sifatnya virtual. Melayani beberapa kebutuhan teman sejawat, termasuk meramu pelaksanaan Workshop pemanfaatan pembelajaran jarak jauh. Sayangnya, disaat buah hati masuk kamar, saya harus menyuruhnya keluar demi untuk kesehatan bersama.

    Baca Juga: Ternyata Begini Rasanya Reaktif Hasil Rapid Test

    Entah, berapa lama mata ini terpejam? Tiba-tiba, seperti ada bisikan ditelinga yang membuat saya terbangun. Tidak ada orang disamping saya. Namun, bisikan “tak sabar ingin mengabarkan berita baik ini” begitu jelas di pendengaran saya.

    Kuraih smartphone milikku, waktu saat itu menunjukkan pukul 22.33 Wita. Saya buka WA, ternyata ada pesan dari guru saya yang mengabarkan kalau hasil SWAB saya negatif. Pesan yang sama juga masuk dari salah seorang pegawai berprestasi Puskesmas. Antara kedua pesan itu hanya selang 2 menit dan masuk 5 menit sebelum saya buka pesan WA-nya.

    Alhamdulillah, bak angin segar. Bisikan itu mungkin ingin mengabarkan berita hasil negatif dari tes SWAB yang saya jalani kemarin. Tapi, suara dari mana itu? Yang jelas, tidak mungkin dari smartphone saya. Karena saya tidak mengizinkan munculnya notifikasi di HP, bahkan smartphone dalam keadaan silent. Hingga saat ini, suara itu masih misteri bagi saya.

    Tentunya, ini adalah nikmat dari Allah. Setelah dua kali rapid test dengan hasil reaktif, kini melalui tes SWAB ini dinyatakan negatif. Sebuah nikmat yang tidak bisa dibalas selain ungkapan syukur ke Sang Pencipta. Bukankah dalam Al Quran memang diterangkan kepemurahan Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti. Bahkan diulang sebanyak 31 kali ayat Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan karunia Allah yang diberikan untuk manusia.

    Baca Juga: Menunggu Hasil SWAB, Mudah-mudahan NEGATIF

    Sujud syukur pun saya lakukan malam ini. Rasanya lega sekali. Beban yang saya pikul 3 hari terakhir, sepertinya telah hilang. Ingin rasanya mewujudkan keinginan suara misteri tadi. Tapi, biarlah melalui web ini.

    Meski telah dinyatakan negatif Covid-19, namun saya mohon izin untuk tetap berada di rumah dulu. Bukankah diawal pandemi ini, oleh Presiden RI menyebut “Bekerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, dan Ibadah di Rumah?” Meski, saat ini masuk dalam tatanan kebiasaan baru. Tapi, kalimat ini perlu tetap dipegang.

    Hingga akhirnya, ucapan terima kasih kepada keluarga, Guru-guru saya, pihak Puskesmas (tenaga kesehatan), dan rekan sejawat yang tetap mensupport dan mendoakan yang terbaik selama menjalani proses isolasi mandiri ini. Bagi saya, peristiwa ini memberi pelajaran yang sangat berharga untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan diri dan semakin ketat menerapkan protokol kesehatan.




    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728